Puisi "Yang Fana adalah Waktu" menyadarkan kita oleh makna-makna tersirat di dalamnya. Bahwasanya tak ada yang abadi di dunia ini kecuali waktu. Karena kita sebagai makhluk tuhan akan kembali ke asalnya. Berdasarkan pendekatan stilistika didapat bahwa puisi tersebut mengandung gaya bahasa kiasan yang diantaranya simile dan metafora. SIMBOL WAKTU DALAM PUISI TANGAN WAKTU DAN YANG FANA ADALAH WAKTU KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO. April 2023. Seulas Pinang Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra 5 (1):57-68. DOI: 10.30599/spbs.v5i1.2019. Yang Fana Adalah Waktu Yang fana adalah waktu. Kita abadi memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa "Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?" tanyamu. Kita abadi. 3. Cinta Natal yang Tak Terkalahkan. Malam Natal, malam yang penuh harapan. Sebuah janji baru, sebuah awal yang bersinar. Kita melihat bintang bersinar di langit. Dan harapanku adalah untuk kedamaian dunia yang selamanya. Baca Juga. Makna Pohon Natal dan Sejarahnya yang Tersebar di Dunia. Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta pada tanggal 20 Maret 1940. Hari ini, 19 Juli 2020, setelah menggenapkan usianya yang ke 80 tahun, Sapardi pergi untuk selama-lamanya, meninggalkan kita semua di jagad sastra Indonesia. Meski jasadnya kini tak lagi ada, ia akan tetap mengada di antara larik-larik sajak, di sela-sela huruf sajaknya yang Puisi ini mengajukan pertanyaan fundamental tentang makna waktu dalam konteks kehidupan manusia, serta bagaimana manusia berinteraksi dengan waktu tersebut. Waktu sebagai Konsep Fana: Puisi ini menggambarkan waktu sebagai sesuatu yang fana, sesuatu yang sementara dan akan berlalu. Di dalam puisi "Yang Fana adalah Waktu", Eyang Sapardi berusaha untuk mengingatkan manusia akan betapa pentingnya waktu yang kita miliki di dunia. Kesempatan dari Tuhan untuk hidup dengan menikmati segala ciptaan-Nya jangan dibuang cuma-cuma. Puisi | Yang Fana Adalah Waktu | Sapardi Djoko DamonoYANG FANA ADALAH WAKTUYang fana adalah waktu. Kita abadi:memungut detik demi detik, merangkainya seperti Pencipta "Hujan Bulan Juni" tersebut terkenal dengan penggunaan diksi yang sederhana namun memiliki makna yang dalam. mengutip salah satu karyanya, "Yang Fana Adalah Waktu", sementara karya-karya Sapardi, tetap abadi. Untuk kalian pecinta puisi romantis, Urbanasia telah merangkumkan 9 karya Sapardi yang menyentuh hati: Salah satu Ide Utama Yang Fana Adalah Waktu Karya Sapardi Djoko Damono. Ide utama dari puisi ini adalah kritik bagi orang-orang yang menghabiskan hidupnya untuk mengejar hal-hal yang tidak bermanfaat dan untuk mengingatkan bahwa suatu saat mereka akan meninggalkan dunia ini, dan seiring dengan waktu yang berjalan, kehidupan mereka menumpuk kesenangan yang QswD5HD.