Tesobjektif pilihan ganda dapat digunakan untuk menilai kemampuan mengingat dan memahami dengan cakupan materi yang luas. Tes objektif memiliki kelemahan-kelemahan antara lain: (1) tes objektif pada umumnya kurang dapat mengukur atau mengungkapkan proses berpikir yang tinggi. Lebih banyak mengungkap daya ingat atau hafalan dibandingkan
Disampingmemiliki keunggulan, tes objektif juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan antara lain: Kebanyakan tes objektif hanya bisa mengukur proses berpikir rendah. Walaupun tujuan pembelajaran yang akan diukur sesungguhnya lebih tinggi dari sekedar ingatan atau pemahaman.
Informasi hasil tes dapat lebih cepat • Tingkat reliabilitas tinggi • Memungkinkan penyelenggaraan tes bersama pada wilayah yang luas Kelemahan tes obyektif • Tidak mengembangkan daya nalar peserta tes • Peserta tes cenderung menjawab dengan jalan menerka • Memungkinkan terjadinya kecurangan, saling menyontek
DOWNLOADMAKALAH TENTANG TES OBJEKTIF ( Microsoft Power Point ) Makalah ini terdiri dari 21 halaman dengan berbagai sumber rujukan, yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai : 1. Pengertian tes objektif. 2. Kebaikan dan kelemahan tes objektif. 3. Tipe-tipe tes objektif. 4. Syarat-syarat dalam penyusunan tes objektif. 5.
Karakteristikutama evaluasi kuantitatif adalah menyediakan ukuran yang objektif. Artinya, jika orang lain melakukan proses pengukuran yang sama lagi, maka hasil yang diperoleh harus sama, berbeda dengan yang terjadi dalam evaluasi kualitatif. Untuk mencapai tujuan ini, dalam proses evaluasi kuantitatif alat numerik digunakan, yang mengamati
Beberapahal yang harus diperhatikan guru apabila memberikan tes bentuk uraian adalah : 1. Jumlah soal harus dibatasi mengingat adanya kebebasan dalam memberikan jawaban . 2. Pertanyaan uraian bervariasi, seperti pertanyaan : (a) Jelaskan, ( b ) Bandingkan, ( c ) tunjukkan kelebihan dan kekurangan, ( d ) Apa yang anda ketahui tentang. 3.
KELEBIHANDAN KEKURANGAN OBJEKTIF DAN ESAY Adapun kelebihan soal uraian adalah : 1. Tes uraian dapat dengan baik mengukur hasil belajar yang kompleks, artinya hasil belajar yang tidak sederhana. Hasil belajar yang kompleks tidak hanya membedakan yang benar dari yang salah, tetapi juga dapat mengekspresikan pemikiran peserta tes serta pemilihan
Psikotesadalah penggunaan tes untuk menilai kemampuan, permasalahan, dan perilaku psikologis seseorang untuk membuat prediksi tentang kelebihan dan kekurangan individu. Psikotes Online sangat efektif digunakan dalam proses rekrutmen dan seleksi perusahaan. Psikotes Online memiliki beberapa kelebihan sendiri, yaitu untuk mempersingkat waktu dan meningkatkan efektivitas biaya. Berikut adalah
Tesobjektif memiliki kelebihan dan kekurangan, antara lain adalah sebagai berikut: Kelebihan pada butir soal jawaban singkat adalah sangat mudah menyusunnya, karena secara relatif biasanya mengukur hasil belajar yang sederhana.
WawancaraTatap Muka (Personal atau Face-to-face Interviews) Kelebihan teknik wawancara melalui tatap muka daripada melalui telepon atau pun kuesioner : Kelemahan utama teknik ini adalah responden tidak mengembalikan kembali kuesioner. Teknik ini memiliki tingkat tanggapan (respon rate) yang paling rendah dibandingkan teknik pengumpulan
P2glK. 100% found this document useful 1 vote2K views6 pagesDescriptionpenjelasan singkatCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsRTF, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote2K views6 pagesKelebihan Dan Kekurangan Tes Berbentuk Objektif Dan Esai Type 1Jump to Page You are on page 1of 6 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 5 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Seputar Pengertian Tes Objektif. Yang dimaksud dengan tes objektif adalah tes yang cara penilaiannya bersifat objektif, dalam arti, sudah jelas jawaban mana yang benar dan mana yang salah dan hanya satu jawaban yang benar. Tes objektif memiliki beberapa variasi dan bentuk yang berbeda, tetapi dapat diklasifikasikan ke dalam butir tes yang meminta siswa untuk mengisi jawaban dan butir tes yang meminta siswa untuk memilih jawaban dari sejumlah alternatif yang ada. Kedua golongan besar ini, menurut Gronlund dan Linn, secara umum dapat dibagi menjadi bentuk butir tes sebagi berikut. Yang termasuk bentuk tes mengisi jawaban supply type, yakni butir soal jawaban singkat short answer dan butir soal melengkapi completion. Yang termasuk bentuk butir tes yang meminta siswa untuk memilih jawaban, yakni butir soal benar-salah, menjodohkan, dan pilihan ganda Gronlund danLinn, 1991. Di antara bentuk tes objektif, yang umum digunakan adalah butir tes pilihan ganda, menjodohkan, dan benar-salah. Dari ketiga bentuk butir tes tersebut, bentuk pilihan ganda yang paling banyak digunakan Salvia and Ysseldyke, 1995. Dalam hubungan ini, Nitko 1996 mengemukakan bahwa tes bentuk jawaban singkat meminta siswa untuk menjawab setiap pertanyaan dengan sebuah kata, kalimat pendek, nomor, atau simbol. Bentuk butir soal jawaban singkat bervariasi, seperti bentuk pertanyaan, melengkapi, dan asosiasi. Variasi bentuk pertanyaan biasanya mengemukakan pertanyaan secara langsung. Variasi bentuk tes melengkapi meminta siswa untuk menambahkan kata-kata untuk melengkapi suatu pertanyaan yang tidak lengkap. Sedangkan variasi bentuk asosiasi terdiri atas daftar istilahistilah atau gambar terhadap mana siswa dapat menyebutkan nomor-nomor, label, simbol, atau bentuk lain. Tes objektif memiliki kelebihan dan kekurangan, antara lain adalah sebagai berikut Kelebihan pada butir soal jawaban singkat adalah sangat mudah menyusunnya, karena secara relatif biasanya mengukur hasil belajar yang sederhana. Kecuali untuk mengukur hasil belajar pemecahan masalah pada matematika dan sains, butir tes jawaban singkat hanya mengukur ingatan recall tentang informasi ingatan. Kelebihan lain butir tes jawaban singkat adalah bahwa siswa harus menyisipkan jawaban sehingga mengurangi kemungkinan bahwa siswa menjawab dengan benar karena tebakan. Sedangkan kelemahan tes jawaban singkat adalah tidak cocok untuk mengukur hasil belajar yang kompleks dan kesulitan untuk memberi skor. Kelebihan pada butir tes benar-salah adalah bahwa butir tes benarsalah mudah disusun, tetapi untuk menyusun butir tes benar-salah yang tidak ambigius diperlukan keterampilan tertentu. Kelebihan kedua pada butir tes benar-salah adalah bahwa dapat mencakup materi yang luas. Di samping itu, salah satu kekurangan atau kelemahan yang serius pada butir benar-salah adalah bentuk hasil belajar yang dapat diukur. Di samping itu, bentuk tes benar-salah bisa ditebak, dan peluang benarnya adalah 50%. Kelebihan pada butir tes menjodohkan adalah bentuknya yang kompak dan dapat mengukur sejumlah besar hasil belajar yang berkaitan dengan fakta-fakta, dan mudah menyusunnya. Sedangkan kelemahannya adalah bahwa butir tes menjodohkan terbatas untuk mengukur informasi tentang fakta-fakta pada belajar hafalan, dan kesulitan untuk menemukan materi yang homogen dan signifikan dengan tujuan dan hasil belajar. Kelebihan pada butir tes pilihan ganda adalah efektif untuk mengukur berbagai tipe pengetahuan dan hasil belajar yang kompleks. Di samping itu, butir tes pilihan ganda memiliki tingkat reliabilitas yang lebih tinggi daripada bentuk butir tes benar-salah karena kesempatan untuk menebak dapat dikurangi. Sedangkan kelemahan butir tes pilihan ganda adalah bahwa sebagai butir tes tertulis memiliki keterbatasan untuk mengukur hasil belajar yang bersifat verbal, mengukur keterampilan pemecahan masalah, mengukur kecakapan untuk mengorganisasikan dan mengemukakan pendapat. Di samping itu, butir tes pilihan ganda memiliki kesulitan untuk menemukan pengecoh yang tepat Linn and Gronlund, 1995. Tes esai jawaban terbatas, atau sering juga disebut esai terstruktur, adalah jenis tes objektif sebab jawaban yang dikehendaki sudah jelas dan harus sama pada setiap jawaban. Pada tes esai jawaban terbatas/terstruktur, siswa lebih dibatasi pada bentuk dan ruang lingkup jawabannya, karena secara khusus dinyatakan konteks jawaban yang harus diberikan oleh siswa. Esai jawaban terbatas berada pada tataran tes objektif karena sifatnya lebih banyak mengungkapkan informasi faktual saja. .
A. Pengertian Tes Objektif Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai. Dalam penggunaan tes objektif ini jumlah soal yang diajukan jauh lebih banyak daripada tes esai kadang-kadang untuk tes yang berlangsung selama 60 menit dapat diberikan 30-40 soal Arikunto, 2009164. Sementara itu menurut Hidayat, dkk. 199463 tes objektif adalah tes yang terdiri dari item-item stem yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah satu alternatif option yang benar dan alternatif yang tersedia atau mengisi jawaban yang benar dengan beberapa kata atau sandi. Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi dichotomously scored item karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Disebut tes objektif karena penilaiannya objektif. Siapa pun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar di antara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi, seperti mengingat, mengenal, pengertian, dan penerapan prinsip-prinsip Arifin, 2009135. B. Jenis-jenis Tes Objektif Selanjutnya Arikunto 2009165 mengemukakan beberapa jenis tes objektif. Jenis-jenis tes objektif adalah sebagai berikut 1. Tes Benar Salah True-False Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan. Pernyataan tersebut ada yang benar ada yang salah. Orang yang ditanya bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan tersebut dengan melingkari B untuk pernyataan yang betul menurutnya dan S untuk pernyataan yang salah. Salah satu fungsi bentuk soal benar-salah adalah untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan antara fakta dan pendapat. Agar soal dapat berfungsi dengan baik, maka materi yang ditanyakan hendaknya homogen dari segi isi. Bentuk soal seperti ini lebih banyak digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana Arifin, 2009137. Contoh B – S Novel Siti Nurbaya ditulis oleh Marah Rusli B – S Datuk Maringgih adalah salah satu tokoh dalam novel Siti Nurbaya Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal benar-salah menurut Arifin 2009137 adalah sebagai berikut a. Dalam menyusun item bentuk benar-salah ini hendaknya jumlah item cukup banyak di atas 50 soal, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. b. Jumlah item yang benar dan salah hendaknya sama. c. Berilah petunjuk cara mengerjakan soal yang jelas dan memakai kalimat yang sederhana. d. Hindarkan pernyataan yang terlalu umum, kompleks, dan negatif. e. Hindarkan penggunaan kata yang dapat memberi petunjuk tentang jawaban yang dikehendaki. Misalnya biasanya, umumnya, selalu. 2. Tes Pilihan Ganda Multiple Choice Test Tes pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum lengkap. Dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Tes ini terdiri dari keterangan stem dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif options. Kemungkinan jawaban terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh distructor. Mengenai jumlah alternatif jawaban sebenarnya tidak ada aturan baku. Guru bisa membuat 3, 4, atau 5 alternatif jawaban. Semakin banyak semakin bagus. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi faktor menebak chance of guessing. Adapun kemampuan yang dapat diukur oleh bentuk soal pilihan ganda antara lain mengenal istilah, fakta, prinsip, metode, dan prosedur; mengidentifikasi penggunaan fakta dan prinsip; menafsirkan hubungan sebab-akibat dan menilai metode prosedur Arifin, 2009138-139. Berikut beberapa petunjuk praktis dalam menyusun soal bentuk pilihan-ganda menurut Arifin 2009143, yaitu a. Harus mengacu pada kompetensi dasar dan indikator soal. b. Berilah petunjuk mengerjakannya dengan jelas. c. Jangan memasukkan materi soal yang tidak relevan dengan apa yang sudah dipelajari peserta didik. d. Pernyataan pada soal seharusnya merumuskan persoalan yang jelas dan berarti. e. Pernyataan dan pilihan hendaknya merupakan kesatuan kalimat yang tidak terputus. f. Alternatif jawaban harus berfungsi, homogen dan logis. g. Panjang pilihan pada suatu soal hendaknya lebih pendek daripada itemnya. h. Usahakan agar pernyataan dan pilihan tidak mudah diasosiasikan. i. Alternatif jawaban yang betul hendaknya jangan sistematis. j. Harus diyakini benar bahwa hanya ada satu jawaban yang benar. 3. Menjodohkan Matching Test Matching test dapat diganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan, memasangkan, atau menjodohkan. Matching test terdiri atas satu seri pertanyaan dan satu seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawaban yang tercantum dalam seri jawaban. Tugas murid adalah mencari dan menempatkan jawaban-jawaban, sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaannya. Perbedaannya dengan bentuk pilihan-ganda adalah pilihan-ganda terdiri dari stem dan option, kemudian peserta didik tinggal memilih salah satu option yang dianggap paling tepat, sedangkan bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang berbeda. Jumlah pilihan jawaban dibuat lebih banyak daripada jumlah persoalan. Bentuk soal ini sangat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi informasi berdasarkan hubungan yang sederhana dan kemampuan mengidentifikasi kemampuan menghubungkan antara dua hal. Makin banyak hubungan antara premis dengan respons dibuat, maka makin baik soal yang disajikan Arifin, 2009144. Untuk menyusun soal bentuk ini, Arifin 2009145 memberikan beberapa kriteria, yaitu a. Buatlah petunjuk tes dengan jelas, singkat, dan mudah dipahami. b. Sesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator. c. Kumpulan soal diletakkan di sebelah kiri, sedangkan jawabannya di sebelah kanan. d. Jumlah alternatif jawaban hendaknya lebih banyak daripada jumlah soal. e. Susunlah item-item dan alternatif jawaban dengan sistematika tertentu. Misalnya, sebelum pokok persoalan, didahului dengan stem, atau bisa juga langsung pada pokok persoalan. f. Seluruh kelompok soal dan jawaban hanya terdapat dalam satu halaman. g. Gunakanlah kalimat yang singkat dan langsung terarah pada pokok persoalan. 4. Tes Isian Completion Test Completion test biasa disebut dengan istilah tes isian, tes menyempurnakan, atau tes melengkapi. Completion test terdiri atas kalimat-kalimat yang ada bagian-bagiannya yang dihilangkan. Bagian yang dihilangkan atau yang harus diisi oleh murid ini merupakan pengertian yang kita minta dari murid. Untuk menyusun soal bentuk ini, Arifin 2009146 memberikan beberapa kriteria, yaitu a. Hendaknya tidak menggunakan soal yang terbuka, sehingga ada kemungkinan peserta didik menjawab secara terurai. b. Untuk soal tes bentuk melengkapi hendaknya tidak mengambil pernyataan langsung dari buku textbook. c. Titik-titik kosong sebagai tempat jawaban hendaknya diletakkan pada akhir atau dekat akhir kalimat daripada pada awal kalimat. d. Jangan menyediakan titik-titik kosong terlalu banyak. Pilihlah untuk masalah yang urgen saja. e. Pernyataan hendaknya hanya mengandung satu alternatif jawaban, dan f. Jika perlu dapat digunakan gambar-gambar sehingga dapat dipersingkat dan jelas. C. Kelemahan dan Kelebihan Tes Objektif Berikut adalah kelebihan dan kelemahan tes objektif menurut Arikunto 2009164-165. No. Kelebihan Kelemahan 1 Mengandung banyak segi positif, lebih representatif, dan objektif. Membutuhkan persiapan penyusunan soal yang sulit. 2 Pemeriksaan lebih mudah dan cepat. Soalnya cenderung mengungkapkan ingatan dan sukar mengukur proses mental. 3 Pemeriksaan dapat diserahkan pada orang lain. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan. 4 Tidak memiliki unsur subjektifitas dalam proses pemeriksaan. “Kerja sama” antarsiswa dalam mengerjakan tes lebih terbuka. Lebih lanjut Arikunto 2009177 mengemukakan beberapa kondisi kapan dan bagaimana tes objektif ini digunakan 1 Kelompok yang akan dites banyak dan tesnya akan digunakan berkali-kali. 2 Skor yang diperoleh diperkirakan akan dapat dipercaya mempunyai reliabilitas yang tinggi. 3 Guru lebih mampu menyusun tes bentuk objektif daripada tes bentuk esai. 4 Hanya mempunyai waktu sedikit untuk koreksi dibandingkan waktu yang digunakan untuk menyusun tes. Daftar Pustaka Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara. Hidayat, Kosadi, dkk. 1994. Evaluasi Pendidikan dan Penerapannya dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung Alfabeta.